Politik Jatah Preman

Dialek Urban
2 min readApr 17, 2021

--

Bila disebut “mind blowing”, mungkin buku Politik Jatah Preman karya Ian Douglas Wilson bisa dibilang demikian. Tulisannya mengenai dinamika jejaring preman di perkotaan, khususnya Jakarta, sangat membuka pandangan tentang seluk-beluk kehidupan kota di level yang sangat bawah. Aku tekankan sekali lagi, kota di level yang sangat bawah. Buatku, penelitian sosial yang benar-benar meneropong dinamika kuasa dari aras “rakyat kebanyakan” di Indonesia sangatlah jarang.

Terlebih lagi ketika Wilson menyoroti tarik-menarik antara kelompok preman dengan kelompok elit negara. Sorotan itu memukau sekaligus mengerikan. Memukau karena bagaimana kelompok preman yang mulanya bergerak dengan melakukan pemerasan dan tindak kekerasan di sudut-sudut kota kemudian bisa menjadi aktor yang signifikan menekan negara dalam batas-batas tertentu sehingga memunculkan negosiasi-negosiasi di antara kedua pihak.

Baca juga:

Mengerikan karena negosiasi-negosiasi antara kelompok preman dan negara menunjukkan bahwa pada praktiknya, perbedaan yang tegas antara kelompok preman dan negara bisa menjadi tidak jelas. Polisi, militer dan satuan polisi pamong praja, dalam satu titik, bisa berperilaku sama layaknya kelompok preman ketika berurusan dengan pungutan, paksaan dan kekerasan.

Belum lagi ketika menyangkut negosiasi-negosiasi antara kelompok preman dengan elit politik untuk kepentingan kuasa dan sumber daya. Kondisi itu mengerikan karena mengukuhkan pandangan bahwa masyarakat di perkotaan saat ini hidup dengan dilingkupi oleh kabut pemaksaan, kekerasaan dan pemerasan, baik itu secara “legal” maupun “ilegal”.

Dan dari kondisi ini, warga biasa-biasa saja menjadi orang yang tertimpa tangga berkali-kali. Pertama-tama, ia menjadi sasaran pertama “alat tukar kekerasan”, baik itu oleh preman maupun negara. Kemudian kedua, warga biasa-biasa saja menjadi alat untuk mengukuhkan legitimasi, baik bagi kelompok preman maupun negara.

Bagi kita yang merupakan “warga kota yang biasa-biasa saja”, buku ini berguna untuk lebih memahami lingkungan keseharian tempat kita berada dan mungkin lebih jauh, melakukan sesuatu terhadapnya.

--

--

Dialek Urban
Dialek Urban

Written by Dialek Urban

Kumpulan tulisan dari M. Ashari. Karyawan swasta, penyedia surplus-value. Bisa dihubungi lewat surel: berita.abo@gmail.com

No responses yet